BURANGA, Matabuton.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Buton Utara, Muhammad Hardhy Muslim, menyesalkan pernyataan salah satu juru kampanye pasangan calon dalam Pilkada Butur 2024 yang menyeretnya ke ranah politik.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Abdul Manan, mantan aktivis, yang dalam orasinya menyebut, “di negeri Wakanda, Sekdanya jalan sendiri, Bupatinya jalan sendiri.”
Hardhy, yang dilantik sebagai Sekda Buton Utara pada 8 Agustus 2021, menyatakan bahwa tudingan tersebut tidak berdasar pada data dan fakta. Menurutnya, serangan tersebut tidak relevan dan justru mengalihkan perhatian publik dari isu yang lebih penting, yaitu program strategis yang ditawarkan kepada masyarakat.
“Sangat saya sayangkan sosok sekaliber saudara Abdul Manan mantan aktivis yang punya pengalaman segudang tapi kehabisan narasi positif untuk menjual program strategi kandidatnya. Justru akan membuat blunder semua yang telah dibuat tim pemenangannya di mata masyarakat Butur,” tulis Hardhy Muslim via WhatsAppnya, Senin (7/10/2024).
Lebih lanjut, Hardhy menegaskan bahwa selama menjabat sebagai Sekda, ia selalu berfokus pada kemajuan daerah dan tidak pernah mengambil tindakan yang merugikan Bupati, baik secara pribadi maupun dalam kapasitas jabatan. Jika terdapat perbedaan pandangan, itu adalah dinamika komunikasi internal antara pimpinan dan bawahan, yang seharusnya tidak dibawa ke ranah politik.
“Saya tidak berikan somasi atau apa saja kepada saudara Abdul Manan dan Cakadanya, hanya mengingatkan hati-hati dalam berorasi tanpa data dan fakta. Karena sekarang masyarakat pemilih sdh makin cerdas dan sensitif untuk menentukan siapa saja yang bisa membangun Buton Utara tercinta ini,” lanjutnya.
Hardhy juga menekankan bahwa dirinya tidak ingin jabatannya sebagai Sekda dipolitisasi, terutama mengingat masa jabatannya yang masih tersisa dua tahun hingga pensiun. Selama ini, hubungan komunikasi antara dirinya dengan unsur pimpinan dan DPRD berjalan baik, meskipun dalam pembahasan anggaran kadang terjadi perbedaan pendapat, yang menurutnya adalah bagian dari dinamika dan akhirnya dapat terselesaikan dengan baik.
Hardhy juga mengingatkan bahwa masyarakat kini semakin bijak dalam memilih pemimpin. Kampanye yang tidak berbasis program nyata hanya akan merugikan kandidat di Pilkada 2024.
Laporan: Redaksi.