BURANGA, Matabuton.com-Duka mendalam tengah dirasakan para petani Nilam di Kabupaten Buton Utara. Harapan mereka untuk mendapatkan kesejahteraan dari hasil kebun Nilam kini seakan pupus, setelah harga minyak Nilam merosot tajam dari Rp2 juta lebih menjadi Rp600 ribu per kilogram. Ironisnya, kabar terbaru menyebutkan harga itu terancam turun lagi menjadi Rp400 ribu.
“Harga Rp600 ribu, bahkan sudah ada kabar mau turun lagi Rp400 ribu. Bagaimana kami mau bertahan? Kami sudah kerja keras dari buka lahan, rawat tanaman sampai panen, tapi hasilnya tidak cukup untuk menutup biaya,” ungkap La Dina, seorang petani Nilam di Desa Bubu, dengan suara penuh kecewa saat diwawancarai, Selasa (5/8/2025).
La Dina menceritakan, untuk mengelola satu hektar kebun Nilam, ia harus mengeluarkan biaya hingga Rp30 juta. Semua itu dilakukan dengan harapan harga minyak Nilam bisa bertahan di angka Rp2 juta ke atas. Namun kenyataan di lapangan berkata lain, hasil jerih payah mereka kini seperti tidak berharga.
“Satu hektar kebun habis 30 juta. Kita kerja siang malam, berharap minyak Nilam ini dihargai pantas. Tapi sekarang kami hanya bisa pasrah. Tidak ada pilihan lain selain menunggu perhatian dari pemerintah,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Para petani Nilam di Buton Utara kini menanti uluran tangan dan kebijakan nyata dari pemerintah daerah. Mereka berharap ada upaya serius untuk menstabilkan harga minyak Nilam, agar kehidupan petani tidak semakin terpuruk dalam ketidakpastian.
“Kami mohon pemerintah jangan tutup mata. Nasib petani Nilam sekarang benar-benar di ujung tanduk. Kami butuh dukungan, kami butuh solusi agar harga minyak Nilam tidak terus jatuh seperti ini,” pinta La Dina penuh harap.
Laporan: Redaksi.