Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Menanggulangi Masalah Kesehatan di Wilayah Pesisir Desa Malalanda Kabupaten Buton Utara

Kepada Rumah Sakit Daerah Kabupaten Buton Utara, dr. WA Ode Forta Nita.

Oleh: dr.Wa Ode Forta Nita

BURANGA,Matabuton.com-Masalah kesehatan merupakan suatu masalah yang sangat kompleks. Hal ini saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “sehat-sakit”.

Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat. Status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 hal yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik (keturunan).

 

Kabupaten Buton Utara merupakan daerah yang mempunyai potensi sumberdaya laut dan perikanan yang beranekaragam. Hal ini dikarenakan letak Kabupaten Buton Utara pada posisi yang strategis karena berhadapan dengan laut Banda sebagai daerah tangkapan ikan dalam peta perikanan nasional. Desa Malalanda merupakan salah satu desa di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara.

Terletak di wilayah pesisir memberikan peluang untuk menjadikan perikanan dan produk perikanan menjadi salah satu sektor penting dalam perekonomian masyarakat di Desa Malalanda guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Berdasarkan hasil observasi dari sarana sanitasi yang ada di Desa Malalanda terlihat bahwa belum adanya tempat sampah yang disediakan disepanjang pesisir
pantai.

Hal ini tentu saja mendukung aktifitas pembuangan sampah ke laut. Adanya
sampah yang berserakan ini menimbulkan beberapa penyakit seperti malaria dan diare.

Belum lagi terkait air bersih yang dibutuhkan oleh masyarakat karena sumur buatanyang ada masih terasa asin atau adanya campuran air laut sehingga menyebabkan gatal-gatal pada kulit yang muncul dikemudian hari. Beberapa hal yang bisa dilakukan terkait permasalahan sanitasi yang ada di wilayah pesisir Desa Malalanda yaitu menyediakan tempat sampah disepanjang pantai.

 

Tempat sampah ini juga disertai dengan sarana transportasi yang nantinya akan
mengakut sampah-sampah tersebut. Untuk kebersihan air pemerintah daerah bisa
kerjasama untuk menyediakan aliran PAM dari daerah atas yang kualitas airnya lebih
baik atau bisa juga dengan menyediakan penjernih air di setiap rumah yang ada.

 

Selanjutnya tenaga kesehatan yang ada rutin melakukan pemeriksaan dengan cara
turun mengecek langsung kondisi masyarakat untuk melakukan sosialisasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga bisa mengurangi resiko meningkatnya angka penyakit malaria, diare dan penyakit kulit.

 

Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam meningkatkan kesejahteraan
Masyarakat dapat dilihat dari seberapa besar masyarakat yang ada memanfaatkan
teknologi tersebut. Salah satunya adalah pelayanan kesehatan home care dimana
petugas Kesehatan dapat mendatangi rumah warga dan memberikan pelayanan
kesehatan.

 

Tentu saja komunikasi yang dilakukan adalah melalui via handphone untuk mendatangkan petugas Kesehatan tersebut. Layanan tentang konsultasi masalah kesehatan juga bisa dilakukan melalui telfon seluler ataupun via media sosial. Para dokter dan tenaga medis yang lain siap memberikan konsultasi secara online kepada mayarakat.

 

Hal ini tentu saja merupakan salah satu bagian dari komitmen para dokter untuk meningkatkan kesehatan Masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat khususnya di Desa Malalanda agar dapat memanfaatkan perkembangan
teknologi untuk memudahkan mendapatkan pelayanan kesehatan.

 

Mulai dari mengikuti layanan kesehatan di Instagram, facebook, dan lain sebagainya sehingga update dan informasi tentang penyakit dan pengobatannya dapat diperoleh dan diteruskan kepada anggota keluarga yang ada.

Strategi pengembangan dan penataan ruang wilayah pesisir yang mencerminkan adanya keterpaduan penanganan, otonomi daerah serta tuntutan peningkatan partisipasi masyarakat yaitu pemerintah baik pusat maupun daerah harus lebih melibatkan masyarakat (bottom-up) dan transparan dalam segala proses pembangunan, termasuk dalam pengembangan dan penataan ruang wilayah pesisir.

 

Kita juga memerlukan langkah-langkah operasional dalam rangka pembagian tugas,
peran dan tanggung jawab (role sharing) baik dalam lingkup kabupaten, kota, provinsi hingga tingkat pusat maupun role sharing dengan pelaku pembangunan lainnya termasuk masyarakat lokal.

 

Kemitraan dalam pembagian peran yang seimbang antar seluruh elemen pelaku pembangunan adalah upaya penting untuk terwujudnya role sharing yang diharapkan. Selain itu juga perlu dilakukan upaya pengembangan dan penataan ruang wilayah pesisir yang disandarkan pada kemandirian lokal dari perangkat desa dalam bentuk optimasi pemanfaatan sumber daya pesisir dan kelautan secara berkelanjutan.

Dengan demikian hasil yang dicapai tidak semata-mata peningkatan kualitas
lingkungan pesisir, tetapi juga peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dan yang
terakhir perlu diarahkan untuk menyediakan ruang yang memadai bagi kegiatan masyarakat pesisir yang bersifat spesifik, yakni pemanfaatan sumber daya di laut.

Strategi pembangunan yang terlalu berorientasi pada kegiatan darat dalam mengejar pertumbuhan ekonomi selama ini terbukti tidak mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, namun sebaliknya menjadikan masyarakat pesisir semakin terpinggirkan.

Sudah saatnya bagi kita untuk memberikan perhatian yang lebih besar pada pengembangan kegiatan perikanan beserta industri pendukungnya. Dalam rangka pengembangan dan penataan ruang wilayah pesisir diperlukan adanya keterpaduan program, baik lintas sektor maupun lintas daerah serta kerjasama antar-daerah yang bersebelahan untuk menciptakan sinergi pembangunan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *